Monday, February 27, 2006

BIARKAN AKU (CONTINUED...)


Biarkan aku lebih sering mengajaknya berjalan-jalan di kereta dorongnya, sementara aku masih bisa memandangi wajah kecilnya yang menatap heran pada dunia baru disekitarnya.
Biarkan aku sering2 melakukan ini, sebab tak lama lagi dia akan bisa berjalan sendiri dan tidak memerlukan keretanya lagi.
Biarkan aku berdiri lebih lama disamping tempat tidurnya setiap malam untuk melihatnya terlelap tenang. Sebab tak lama lagi tempat tidur nyaman itu akan digantikan oleh tempat lain yang tidak terlalu nyaman untuk bermimpi.

Labels:

BIARKAN AKU (CONTINUED...)


Biarkan aku membuatnya tertawa setiap hari. Sebab aku yakin suara tawanya yang mula2 dan begitu berharga itu akan berganti seiring dengan waktu.
Biarkan aku merasa bahagia melihat dia melewati setiap tahap penting dalam hidupnya. Sebab tak lama lagi segala mukjizat kecil yang dipelajarinya - berjalan berjalan, belajar minum dari cangkir, dan lain2nya - akan tampak biasa2 saja.

Labels:

Sunday, February 19, 2006

BIARKAN AKU (CONTINUED...)





Biarkan aku menyampaikan rasa sayangku padanya. Sebab kelak akan ada masanya dia tak mau duduk diam untuk mendengarku menyatakannya.

Biarkan aku terus mendengarkan celotehannya dengan penuh perhatian, meski dia sudah bisa berbicara dengan fasih. Sebab orang cenderung tidak lagi mendengarkan celotehan anak kecil dengan saksama, begitu dia lancar berbicara.

Biarkan aku menyediakan waktu untuk bermain dengannya. Sebab suatu saat nanti dia takkan mau lagi ikut serta dalam permainan2 kuno yang kekanak-kanakan itu.

Biarkan aku menikmati suaranya memanggilku "Mama", meski dia menjeritkannya di tengah derai air matanya. Sebab suatu hari nanti aku tidak akan lagi menjadi "Mama"-nya, melainkan hanya "Ma".

Labels:

Sunday, February 05, 2006

BIARKAN AKU (CONTINUED...)






Biarkan aku menjadi keseluruhan dunianya saat ini, sebab suatu hari nanti - seperti disadari dengan sedih oleh semua ibu - si bayi akan menemukan dunia lain di luar pelukan ibunya.


Biarkan aku melakukan semua itu dan banyak lagi lainnya, meski aku sedang sibuk, lelah, atau banyak masalah, sebab aku tak ingin menoleh ke belakang dan menyimpan penyesalan mengingat masa-masa yang berlalu begitu saja, lenyap tersingkir oleh lain-lain yang tidak begitu penting dibandingkan anakku.


Ya, Tuhan, aku ingin anakku tumbuh besar menjadi orang yang kuat, penuh kasih, dan cerdas, tapi jangan biarkan itu terjadi dalam sehari, sebab suatu saat nanti, hanya kenanganlah yang kumiliki.

Labels: